Dosen IPB University Paparkan Peran Multiomics Dalam Berbagai Bidang Penelitian
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University kembali menggelar Bioinformatics Webinar Series dengan tema “Multiomics,” (20/12). Webinar ini digelar dalam rangka mengupas data omics dan kajian multiomics dalam berbagai bidang keilmuan.
Dr Mohamad Rafi, dosen IPB University dari Departemen Kimia memaparkan tentang peran penting kimia analitik dalam penelitian tumbuhan yang menggunakan platform multiomics. Ia menyebut, multiomics ini menggunakan dua atau lebih data omics untuk divisualisasi dan diinterpretasi dalam rangka menemukan mekanisme sistem biologis.
Ia mencontohkan, kombinasi proteomik dan metabolomik. Dr Rafi menjelaskan, penggunaannya banyak terkait dalam kajian sistem biologis. Pada bidang pertanian, katanya, berkaitan dengan ketahanan terhadap cekaman hingga imunitas tanaman.
“Kita akan mengetahui dari sisi bagaimana tanaman itu beradaptasi dengan lingkungannya akan dipengaruhi oleh apa saja, mulai dari fenotipe hingga genoptipenya,” katanya.
Rafi melanjutkan, proses ini memberikan gambaran komprehensif terkait proses biologis pada individu dan lingkungan yang berbeda. “Teknologi omics ini menyediakan hasil yang lebih holistik dalam perspektif molekular dalam mempelajari sistem biologis dibandingkan dengan pendekatan tradisional,” kata Rafi.
Peneliti Trop BRC IPB University ini menjelaskan beberapa tantangan dalam mengintegrasikan teknologi platform multiomics. Ia menyebut, integrasi ini mulai dari menganalisis sampel hingga pengolahan datanya.
“Keilmuan kimia akan sangat berperan dalam kajian multiomics ini. Karena kaitannya dengan struktur senyawa apabila ingin mempelajari pembentukan metabolit tertentu,” lanjut Rafi.
Dr Sony Hartono Wijaya, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Komputer mengatakan bahwa wajib untuk memahami central dogma dalam pengolahan data omics. Ia menjelaskan, dalam pengolahan datanya juga diperlukan komputasi dengan performa tinggi karena dimensinya yang cukup besar. Dengan demikian, dapat dilakukan pengolahan data secara cepat tanpa mengurangi kualitas hasil.
“Selain itu, yang perlu juga kita pertimbangkan dalam multiomics adalah terkait dengan dimensi data. Dengan dimensi data yang besar maka perlu penyimpanan yang besar, apalagi tren pengembangan proses sekuensing DNA lumayan pesat,” ujar Dr Sony Hartono.
Ia juga menjelaskan, data sains berperan penting untuk memahami integrasi data beserta transformasi datanya. Dalam konteks pengobatan herbal, katanya, perlu juga untuk memahami berbagai level dan perspektif kajian multiomics.
“Pemahaman pada berbagai lapisan data omics dimaksudkan untuk memahami keterkaitan antara data yang ada untuk menghasilkan khasiat dan penggunaan yang diinginkan,” katanya.
Dr Sony menyebut, data sains ini diperoleh melalui proses visualisasi, simulasi, maupun pemodelan. Data tersebut dapat dipublikasikan dan dimuat sebagai database sehingga dapat berguna bagi penelitian lainnya. (MW)
Narasumber : Dr Sony Hartono Wijaya, Rafi, ipb.ac.id