Dr Berry Juliandi: Kondisi Bakteri di Usus Pengaruhi Kinerja Saraf Manusia
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menguji pemahaman Guru Biologi dalam Webinar Nasional Pendalaman Biologi Bagi Guru Biologi dan IPA, (23/6). Selain menguji kemampuan para guru, kegiatan ini juga menghadirkan Dr Berry Juliandi, dosen IPB University dari Divisi Fungsi dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi sebagai pembicara utama.
Dalam kesempatan ini Dr Berry membahas mengenai sistem saraf dan perkembangannya serta aplikasinya. Secara umum, ia menjelaskan mengenai sistem kerja saraf dan perkembangannya dalam otak. Khususnya mengenai sel punca yang merupakan sel yang memiliki sifat totipotensi dan merupakan asal dari sistem sel saraf itu sendiri.
Sel punca tersebut juga berdiferensiasi menurut faktor intrinsik dan ekstrinsik lingkungannya. Contohnya bila sel punca tersebut dipengaruhi faktor ekstrinsik berupa zat kimia vaproic acid, maka akan menghambat kerja HDAC sehingga sel pada sistem saraf pusat akan berdiferensiasi menjadi neuron.
Hasil penemuan tersebut menjadi ide baru untuk mengembangkan vaproid acid sebagai obat pada pasien yang mengalami cedera tulang belakang. Selain itu terdapat penemuan berupa induced pluripotent stem cell, hasil riset pemenang Nobel dari Shinya Yamanaka. Riset tersebut menemukan bahwa sel punca dapat diubah menjadi sel atau organ apapun. Pada penderita epilepsy, penggunaan vaproic acid dapat menurunkan frekunsi kejang akibat gangguan neurogenesis pada hipokampus.
Aktivitas olahraga seperti berlari juga dapat membantu kerja fungsi kognisi dan neurogenesis. Bakteri dan probiotik juga dapat mempengaruhi sistem saraf dan perilaku manusia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bakteri yang berasal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari.
“Jika bakteri di usus kita misalnya jelek, maka kita akan cenderung obesitas, cenderung untuk mudah depresi, cenderung untuk mudah cemas, cenderung mudah sakit,” ungkap Dr Berry tentang bagaimana bakteri dalam usus mempengaruhi sistem saraf manusia.
Narasumber lainnya, Achmad Bashri, SPd, MSi dari jurusan Biologi Universitas Negeri Surabaya memaparkan mengenai perancangan dan penerapan Blended Learning dalam pembelajaran problem and project-based learning (PjBL). Penerapan konsep pembelajaran berorientasi masalah tersebut dinilai dapat membantu siswa untuk menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkan kepercayaan diri, rasa mandiri serta keterampilan. Konsep pembelajaran tersebut berfokus pada interdisiplin dan kolaborasi antar siswa sehingga meminimalkan kompetisi antar siswa. Adapun kesulitan yang akan dihadapi oleh peserta didik adalah bagaimana cara memahami sebuah masalah di dalam proyek kelompok.
Karakteristik utama dari PjBL ini adalah menggunakan proyek sebagai kegiatan pembelajaran dan menghasilkan produk berupa karya tulis. Proyek-proyek tersebut nantinya akan bersifat tematik dan melalui pendekatan terhadap masalah di dunia nyata, seperti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di perguruan tinggi. Skema PjBL ini bermula dengan penentuan tema hingga evaluasi secara berkala terhadap peserta didik. (MW/Zul)