Jawab Alam Semesta Lebih Tua Dari yang Dikira, IPB Physics Talk Hadirkan Pakar Astronomi John Hopkins University, USA
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University melalui kegiatan Webinar IPB Physics Talk edisi 51 menghadirkan Pakar Astronomi dan Astrofisika Dr Abdurro’uf, peneliti Post Doctoral di Department of Physics, John Hopkins University, Maryland USA. Pada kegiatan itu, ia membawakan materi ‘The hunt for the first galaxies in the universe using James Webb Space Telescope (JWST)’.
“Kami berharap Dr Abdurro’uf untuk dapat terus memberi update terkait penemuan-penemuan penting yang diperoleh teleskop JWST, serta menjalin komunikasi dan kolaborasi terkait riset terdepan (frontiers of science) di bidang astronomi, astrofisika dan kosmologi,” ujar Prof Tony, Ketua Departemen Fisika IPB University.
Di awal presentasinya, Dr Abdurro’uf menjelaskan sejarah perkembangan astronomi dari masa Yunani kuno hingga astronomi modern yang membutuhkan fasilitas teleskop raksasa dan teleskop luar angkasa, seperti Hubble Telescope dan James Webb Space Telescope. Berbagai teori semesta serta perkembangan pemikiran dan temuan baru terkait asal-usul alam semesta dari masa ke masa dijelaskannya dengan lugas.
Teleskop JWST merupakan teleskop observasi angkasa terbaru bernilai 150 triliun yang dikembangkan National Aeronautics and Space Administration (NASA), European Space Agency (ESA) dan Canadian Space Agency (CSA). Teknologi terbaru dari JWST memungkinkan menangkap citra dengan ketajaman gambar yang lebih detail dibandingkan teleskop Hubble sehingga mampu melihat lebih jauh sisa radiasi dari ledakan big bang untuk mempelajari evolusi alam semesta.
“Melalui JWST dapat dipelajari mekanisme pembentukan bintang dan galaksi pada masa setelah bigbang (early universe), juga karakteristik planet ekstrasolar pada berbagai macam sistem bintang di luar matahari,” jelas Dr Abdurro’uf saat pemaparan dalam webinar yang dimoderatori Prof Husin Alatas, Guru Besar Departemen Fisika IPB University.
Dr Abdurro’uf juga menjelaskan berbagai temuan terbaru dari JWST seperti pencarian galaksi tertua di jagat raya melalui high redshift observation. Dibahas pula isu terkini terkait usia jagat raya. Model standar kosmologi menyatakan usia jagat raya adalah 13,8 miliar tahun lalu. Namun penemuan kluster galaksi yang muncul pada 325 juta tahun setelah bigbang memunculkan berbagai spekulasi, dikarenakan model standar kosmologi selama ini mengasumsikan pembentukan galaksi terjadi pada miliaran tahun setelah big bang.
Bahkan, sebut dia, Prof Gupta dari Ottawa University Canada menspekulasikan bahwa usia jagat raya hampir dua kali lipat usia saat ini, yaitu 26,7 miliar tahun dikarenakan adanya efek ‘kelelahan cahaya’ dan evolusi dari suatu konstanta fisis baru. Namun, Dr Abdurro’uf menekankan kembali bahwa landasan teori dari Prof Gupta masih terlalu lemah dan spekulatif dan saat ini tidak didukung oleh data pengamatan astronomi.
Pada akhir acara, Prof Tony Sumaryada, Ketua Departemen Fisika IPB University juga memberikan token of appreciation kepada Dr Abdurro’uf selaku narasumber yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmu dan menginformasikan perkembangan ilmu terkini di bidang astronomi dan astrofisika langsung dari pusat penelitian dan kontrol JWST di Maryland, USA. (*/Rz)
Source : Dr Abdurro’uf, Prof Tony, Dr Abdurro’uf, Prof Gupta, Prof Tony Sumaryada, ipb.ac.id