Kaitan Teori Evolusi dengan Beberapa Surah di Al-Quran Menurut Dosen FMIPA IPB
Setelah sebelumnya menggelar kajian ilmiah dan tafsir Al-Quran Teropong Cercah Kauniyah (TerCerahKan) bertopik Black Hole, kali ini Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University kembali menggelar sesi kedua dengan topik Evolusi, Rabu (10/03). Dekan FMIPA, Dr Berry Juliandi dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini berusaha mengkaji serta mempertemukan sumber-sumber pengetahuan yakni sains dan Al-Quran. Diharapkan pula hasil dari kajian tersebut akan semakin mendekatkan civitas akademika maupun masyarakat dengan Allah SWT.
Dr Hamim, Pakar IPB University dari Departemen Biologi FMIPA sebagai narasumber menjelaskan terkait teori evolusi dalam perspektif ayat-ayat Al-Quran beserta pandangan ulama. Ia menjelaskan bahwa manusia sebagai ulul albab mestinya senantiasa berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Pemikiran tersebut merupakan wujud dari implementasi keyakinan bahwa penciptaan Allah SWT tidak akan sia-sia.
Teori evolusi yang pertama kali dikonsepkan Darwin disebutkan sebagai kerangka dasar proses evolusi yang berjalan hingga saat ini. Bahkan percobaan Stanley-Miller menyimpulkan bahwa alam semesta dapat tercipta dengan sendirinya. Teori-teori tersebut mengundang banyak pro dan kontra bahkan mengundang penolakan bukan hanya dari pemeluk Islam karena tidak selaras dengan nilai islam. Tentunya, teori-teori sains tersebut akan selalu berkembang sehingga kebenarannya tidak mutlak.
Kebenaran yang mutlak hanya berasal dari ketetapan Allah SWT dimana segala hal yang terjadi di muka bumi akan mutlak terjadi atau sesuai takdir. Bahkan, dari segi biologi molekuler, susunan gen tercatat dengan sangat rinci sehingga membuktikan bahwa hukum alam dari Allah SWT mutlak sifatnya.
Catatan penting dari teori evolusi tersebut bahwa tak hanya menyorot aspek penciptaan manusia namun juga seluruh makhluk hidup. Disimpulkan bahwa berdasarkan ayat-ayat Al-Quran maupun pandangan ulama, teori tersebut sarat muatan materialisme.
“Pandangan atau teori tersebut memang tidak dapat dikatakan berbahaya karena pada akhirnya akan tetap mengarah kepada ketetapan Allah SWT yang bersifat mutlak,” imbuhnya.
Periode evolusi yang begitu panjang dari prokariota hingga manusia sudah dibuktikan berdasarkan keberadaan fosil dan catatan geologis lainnya. Ia menambahkan bahwa sebagai seorang yang beriman, umat muslim semestinya yakin akan ketetapan Allah SWT bahwa keberagaman makhluk hidup telah ditentukan takdir. Sekuens evolusi yang terjadi sejatinya merupakan gambaran luar biasa dari Allah SWT untuk mengawali kerangka berpikir bahwa semua hal niscaya terjadi sesuai kehendak-Nya. Begitu pula dengan penciptaan manusia, seringkali manusia menafikan efek keajaiban terutama dengan adanya teori evolusi.
Salahuddin El Ayyubi, Lc MA Dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen menyebutkan bahwa proses penciptaan makhluk hidup terutama manusia telah terbukti dalam AL-Quran.
Sains menginformasikan bahwa kehidupan di bumi bermula dari air, dalam Al Quran penciptaan makhluk hidup dari air tersebut telah disebutkan dalan Surah Al-Anbiya ayat 30. Dari ayat tersebut menghasilkan tiga penafsiran yakni Allah SWT menciptakan makhluk hidup dari air, segala kehidupan di bumi dijaga oleh air dan Allah SWT menjadikan segala sesuatu di air menjadi hidup.
Berdasarkan Surah An-Nur ayat 45, dijelaskan pula penciptaan makhluk hidup dari air sehingga membuktikan bahwa teori-teori sains akan selalu terkait dengan kehendak Allah SWT. Bahkan proses penciptaan manusia pun berawal dari pencampuran air yakni air mani antara perempuan dan laki-laki. Namun proses tersebut sangat panjang karena Allah menciptakan manusia sebagai mahkluk paling sempurna di alam semesta.
Pertanyaan akan definisi evolusi yang hanya diterjemahkan sebagai perubahan mungkin saja benar. Namun, penciptaan manusia merupakan kehendak Allah SWT yang paling berbeda dibandingkan penciptaan makhluk hidup lainnya. Sehingga pandangan teori Darwin bahwa manusia berasal dari kera sangat bertolakbelakang dengan nilai Islam. (MW/Zul)
Narasumber : Dr Hamim