Mahasiswa FMIPA IPB University Ajarkan Siswa SD Baca Arah Mata Angin
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ajari siswa SD Cihideung Ilir 6, Kabupaten Bogor (7/3) cara membuat pot dari limbah plastik dan cara membaca arah mata angin. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Mari Kita Bangun Desa (Markisa). Markisa merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pembelajaran lingkungan dan peningkatan budaya literasi di masyarakat.
Markisa kali ini mengangkat materi mengenai angin sebagai komponen abiotik dari lingkungan. Siswa SD kelas 1-3 diajarkan cara membuat kincir angin dari kertas origami dan stik es krim. Hal ini bertujuan agar mereka dapat mengetahui cara membuat kerajinan dari barangbarang yang selama ini banyak menjadi sampah, seperti kertas dan stik es krim.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa serta meningkatkan keterampilan motorik halus seperti membuat pola, melipat kertas, menggunting, serta menempel,” ujar Zidan, salah satu panitia Markisa BEM FMIPA IPB University.
Setelah selesai membuat kincir, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai arah mata angin. Terdapat sebuah model pembelajaran berupa balon udara dua dimensi yang ditempeli dengan gambar matahari dan arah-arah mata angin yang telah disiapkan panitia untuk mempermudah memberikan gambaran/ilustrasi. Model pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa. Siswa kemudian diajak untuk menyanyikan bersama lagu mengenai arah mata angin agar lebih mudah untuk diingat.
“Kegiatan ini bagus sekali, impact-nya pun luar biasa. Kita, mahasiswa sebagai agent of change dapat membawa adik-adik menjadi lebih baik lagi dan meningkatkan pengetahuan mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, siswa kelas 4 dan 5 melakukan kegiatan lain yaitu mendaur ulang sampah botol plastik menjadi pot yang akan dipakai untuk menanam tumbuhan di pertemuan selanjutnya. Siswa diberi kesempatan untuk membuat pola dan mewarnai sendiri pot tersebut di lapangan sekolah. Sebelum membuat pot, siswa terlebih dahulu diberikan materi mengenai morfologi tumbuhan menggunakan model pembelajaran berupa pop up, proyektor, dan penjelasan secara lisan.