Prof Husin Alatas, Pakar Fisika Teori IPB University Bicara Peluang Riset Fisika Teori di Era Pandemi COVID-19
Dosen IPB University yang juga Kepala Divisi Fisika Teori, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Dr Husin Alatas menjadi salah satu narasumber dari Webinar yang digelar Universitas Indonesia (18/6) bertajuk “Peluang Riset Fisika Teori di Era Pandemik COVID-19”. Ada lebih dari 1.200 peserta yang hadir melalui platform zoom dan youtube.
Dalam paparannya, Prof Husin mengangkat tema “Focus Diversification on Theoretical Physics Research”. Menurutnya fisikawan teori mesti berani untuk keluar dari topik-topik tradisional seperti seperti fisika partikel, kosmologi, material terkondensasi dan lain sebagainya. Fisikawan teori harus mulai juga untuk memfokuskan diri pada topik-topik riset dengan derajat kompleksitas yang relatif tinggi.
Sistem biologi dan sistem sosial pada hakikatnya memiliki keserupaan dengan sistem fisika yang selama ini dipelajari oleh para fisikawan teori. Sehingga upaya untuk memahaminya patut menjadi fokus lain para fisikawan. “Oleh karena itu, karakteristik keilmuan fisika teori yang bersandarkan pada kekuatan matematika, abstraksi, imajinasi dan intuisi diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi pemahaman terhadap sistem-sistem kompleks tersebut melalui metode-metode yang selama ini digunakan oleh mereka,” ujarnya
Tidak dapat dipungkiri bahwa kajian fisika teori seperti teori kuantum yang dimulai satu abad lalu telah memberikan kontribusi bagi kemajuan peradaban. Berdasarkan fakta tersebut, maka tidak berlebihan jika diharapkan terobosan-terobosan baru mungkin dapat pula dihasilkan di waktu-waktu mendatang dalam kaitannya dengan pemahaman sistem-sistem kompleks. Mengakhiri presentasinya, Prof. Husin Alatas menyitir kata-kata fisikawan Heinz Pagel “The great unexplored frontier is complexity. I am convinced that nations and people that master the new science of complexity will become the economic, cultural, and political superpowers of the next century”, yang menyatakan pentingnya penguasaan pemahaman kompleksitas.
Sementara itu pembicara dari dari Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Bobby E Gunara dalam presentasinya menyampaikan formulasi hukum-hukum fisika apabila diasumsikan ke alam semesta memiliki dimensi ruang tambahan selain dari panjang, lebar dan tinggi yang orang alami. Pembicara lain, Dr Aziz Majidi dari Universitas Indonesia berbicara mengenai peranan fisika teori dan komputasi dalam pengembangan pemahaman orang terhadap fenomena yang teramati di dalam material terkondensasi (condensed matter). (**/Zul)