Sehari Kuliah di FMIPA IPB: Simulasi Sehari Menjadi Mahasiswa
BOGOR (19/8) – Sebagai bagian dari peringatan Lustrum VII, FMIPA membuka kesempatan bagi para siswa/i kelas XII, SMA dan MA di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur, untuk dalam sehari merasakan pengalaman menjadi mahasiswa dan berkuliah di FMIPA IPB. Antusias pihak sekolah dalam menyambut kegiatan ini tampak jelas terlihat sejak pendaftaran dibuka, dimana jumlah pendaftar mencapai 9000-an siswa, namun karena terkendala kapasitas ruangan terpaksa dibatasi menjadi 2000 peserta.
Pada Sabtu (19/8), di Gedung Common Class Room (CCR) PPKU, Kampus IPB Dramaga, Bogor, sebanyak 2300 siswa dan siswi kelas XII diberikan materi perkuliahan dan praktikum singkat, dengan tujuan memberikan gambaran atau simulasi tentang bagaimana proses belajar mengajar di perguruan tinggi khususnya dalam program studi di FMIPA IPB. Peserta terbagi dalam 18 kelas paralel dengan 4 sesi kegiatan kuliah/praktikum dimana setiap sesinya diisi langsung oleh staf pengajar profesional dari masing-masing departemen di FMIPA IPB. Dari kegiatan ini para peserta memiliki pemahaman yang segar tentang perkuliahan di IPB, bahwa istilah pertanian di IPB diterjemahkan dalam definisi yang lebih luas. Di FMIPA sendiri pertanian ditunjang dan diarus-utamakan melalui pendekatan ilmu-ilmu dasar.
Selain para siswa, panitia juga menyediakan kegiatan untuk para guru pendamping, dengan mengadakan seminar di Auditorium CCR. READI sebagai pendukung kegiatan Sehari Kuliah, turut mengisi seminar dengan memperkenalkan bidang aktuaria, yang saat ini program studinya baru dibuka di FMIPA IPB. Dibawakan oleh Mindawati Azmi (Mathematics Outreach Officer – READI Project) dengan tajuk Think about Mathematics, para guru diperkenalkan kembali dengan matematika dalam perspektif yang lebih luas, dimana matematika dapat diaplikasikan dalam manajemen risiko di bidang aktuaria. Guru-guru juga dihimbau untuk mendorong siswanya yang memiliki dasar matematika yang kuat untuk memilih aktuaria sebagai program studinya di perguruan tinggi, karena profesi aktuaris saat ini sangat dibutuhkan di Indonesia.
Sedikit tentang READI The Risk Management, Economical Sustainability, and Actuarial Science Development in Indonesia atau proyek READI bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan sains aktuaria guna memenuhi jumlah permintaan aktuaris di Indonesia. READI, yang diimplementasikan oleh University of Waterloo, Kanada, diselenggarakan dengan dukungan finansial dari Pemerintah Kanada yang diberikan melalui Global Affairs Canada. Bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, industri asuransi dan mitra universitas utama, proyek READI bertujuan untuk mengembangkan Indonesia sebagai pusat keunggulan ilmu pengetahuan aktuaria. Proyek ini berupaya untuk melengkapi program 1000 Aktuaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan memberikan kesempatan dan dukungan kesetaraan gender dalam pendidikan sains, sertifikasi dan pengembangan profesional aktuaria yang berkualitas tinggi.
Dalam seminar, para guru juga berkesmpatan untuk mendapatkan materi motivasi yang disampaikan oleh Ridwan Hasan Saputra, Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Ridwan memaparkan tentang Ilmu Supra Rasional, mengangkat pentingnya keikhlasan dalam profesi guru, menjalankan kewajiban sebagai guru dengan berlandaskan ibadah kepada Allah, karena pada dasarnya setiap pekerja seharusnya menempatkan dirinya sebagai karyawan Allah. Menurut Ridwan pekerjaan yang dilakukan dengan keikhlasan beribadah merupakan upaya untuk meningkatkan tabungan jiwa yang lebih memaknai pekerjaan tersebut dibanding unsur materi yang diperoleh. Ridwan mengajak untuk selalu kreatif dan berinovasi sebagai guru, karena setiap orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi besar, asalkan mau berupaya dengan ikhlas Allah akan menyiapkan jalannya.
Dari Sehari Kuliah di FMIPA IPB berlangsung hingga pukul 16.00, banyak siswa yang mengungkapakan keinginannya untuk berkuliah di FMIPA IPB, selain menjadi format yang efektif dalam mempromosikan FMIPA, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjaring sumberdaya manusia berkualitas dan berpotensi untuk menuntut ilmu di FMIPA IPB dan kelak menjadi ilmuwan di bidang sains dan teknologi, yang pada saat ini sangat dibutuhkan, dan mampu berkontribusi dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik tanpa bergantung lagi pada negara lain.